Minggu, 01 April 2012

Kisah Pak Haji dan Setan

     Pada waktu saya masih kecil, kira-kira saat itu masih kelas 3 sekolah dasar, saya pernah mendapat suatu cerita dari seorang guru ngaji saya, yang sampai saat ini masih membekas di pikiran saya. Cerita ini menurut saya sangat dalam maknanya. Cerita ini mengisahkan tentang seorang pak Haji yang bertarung melawan setan. Meskipun saya tahu bahwa cerita ini tidaklah nyata, namun gaya cerita guru ngaji dan intisari dari kisah ini sangat berkesan sekali dihati saya.

     Cerita ini bermula dari adanya gangguan setan pada malam hari di sebuah jalan di perkampungan. Setan itu menetap di sebuah pohon besar dipinggir jalan perkampungan tersebut. Gangguan yang dilakukan oleh setan ini  sangat sering sekali terjadi sehingga banyak warga yang ketakutan dan menjadi resah.  Keresahan warga kampung ini membuat seorang pak Haji di daerah itu tergerak untuk mengusir setan agar warga kampung tersebut menjadi tenang dan tidak ketakutan lagi.

     Pada malam harinya, pak Haji segera menuju jalan tersebut untuk mengusir setan yang selalu mengganggu warga kampung. Dan benarlah, pada saat pak Haji telah sampai di jalan tersebut, munculah setan pengganggu yang biasa mengganggu warga kampung. Maka terjadilah pertarungan antara pak haji dengan setan tersebut. Pada pertarungan ini dimenangkan oleh pak Haji dengan mudah. Dan setan pun bertekuk lutut memohon ampun kepada pak Haji.

     Sang Setan memohon ampun dan meminta agar pak Haji tidak mengusirnya, dan sang Setan pun berjanji selain tidak akan mengganggu warga kampung, dia juga akan memberikan rejeki berupa uang pada setiap malam Jum'at di depan pintu rumah pak Haji.
Pak Haji pada saat itu berkata; "Tidak perlulah engkau memberi aku uang, asalkan engkau benar-benar berjanji tidak akan mengganggu warga kampung ini, sudah cukup bagiku. Dan ingatlah, jangan sekali-kali engkau melanggar janjimu, karena aku pasti akan datang untuk mengusirmu." Setelah berkata demikian, pak haji pun meninggalkan sang Setan di jalan itu sendirian.

     Singkat cerita, jalan diperkampungan tersebut pun telah aman dari gangguan setan. Warga kampung menjadi damai dan tidak ketakutan lagi saat melewati jalan tersebut. Warga kampung sangat berterimakasih kepada pak Haji. Dan kabar tentang kehebatan pak Haji dalam mengalahkan setan pun menjadi buah bibir di perkampungan tersebut. Kabar tersebut menjadi lebih cepat tersebar karena setan pun membisikkan kepada orang-orang yang lewat bahwa ia telah dikalahkan karena kesaktian dari pak Haji.

     Pak Haji sangat senang melihat warga kampung menjadi tenang dan damai kembali, pak Haji pun tahu kalau kehebatannya telah menjadi pembicaraan di kampung tersebut dan ia menjadi lebih dihormati oleh warga kampung tersebut. Meskipun ia senang dengan perlakuan waga tersebut, namun ia tetap berusaha untuk rendah hati.

     Sementara itu sang Setan menepati janjinya, selain tidak mengganggu warga lagi, ia pun selalu menaruh uang di depan pintu rumah pak Haji setiap malam Jum'at.  Pada awalnya, pak Haji yang saat subuh keluar rumah hendak shalat subuh di mushola tampak menyingkirkan uang yang ada di depan pintu rumahnya dan menaruhnya di dalam pot kembang. Namun setelah beberapa waktu berlalu, tampak pak Haji mulai tergoda untuk memakai uang tersebut untuk keperluan sawahnya.  Mula-mula sedikit-sedikit untuk membeli pupuk, lama kelamaan uang yang disisihkan di dalam pot pun terpakai semuanya.

     Selang beberapa bulan kemudian sang Setanpun mulai melanggar janjinya.  Awalnya dia tidak menaruh uang di depan pintu rumah pak Haji pada saat malam Jum'at.  Pak Haji yang selama ini menemukan uang di depan pintu rumahnya, sudah tidak menemukan uang itu lagi.  Pak Haji mencoba mencari sampai kesamping rumahnya, kalau-kalau uang itu terbawa angin. Namun tidak juga menemukan.  Setelah beberapa waktu kemudian pak Haji sadar bahwa sang Setan sudah tidak lagi menaruh uang di depan pintu rumahnya, namun ia pun tidak bisa apa-apa lagi selain mengelus dada.

     Beberapa hari setelah itu, sang Setan mulai mengganggu warga yang lewat di jalan. Dan lama kelamaan gangguan itu semakin sering dan membuat warga menjadi ketakutan kembali.  Warga yang ketakutan mendatangi pak Haji agar pak Haji mau mengusir setan tersebut.  Pak Haji pun sangat kesal kepada setan dan berjanji dengan kesaktiannya akan membantu warga mengusir setan tersebut.

     Pada malam harinya pak Haji mendatangi pohon besar dipinggir jalan tempat setan tersebut tinggal.  Pak Haji berteriak-teriak menyuruh agar setan tersebut keluar untuk menghadapinya.  Tak lama kemudian sang Setan pun muncul, dan terjadilah pertarungan antara pak Haji dengan sang Setan.
Namun pada pertarungan kali ini ternyata pak Haji dapat dikalahkan oleh sang Setan.  Berbagai jurus kesaktian dan bacaan ayat-ayat yang ia gunakan tidak mampu mengalahkan sang Setan.

Pak Haji pun terheran dan berkata; "Aku mengaku kalah. Ternyata kau sekarang jauh lebih hebat."

Sang Setan tertawa puas, lalu berkata; "Sesungguhnya aku tidaklah bertambah hebat. Aku masihlah sama seperti dahulu.  Dulu engkau dapat mengalahkanku karena niatmu yang baik, tulus dan ikhlas ingin membantu warga sehingga Allah membantumu mengalahkan aku.  Namun sekarang niatmu telah berbeda, ada sedikit kesombongan dari dirimu serta kekesalan di hatimu karena aku tidak memberikan lagi kepadamu uang di pintu rumahmu. Sesungguhnya yang membuat engkau dahulu dapat mengalahkan aku bukanlah kesaktian atau pun ayat-ayat yang engkau bacakan, namun karena pertolongan dari Allah dikarenakan niatmu yang tulus ikhlas ingin membantu sesama."

"Tapi mengapa kau melanggar janjimu, padahal kau sudah berjanji kepadaku untuk tidak mengganggu warga disini?" tanya pak Haji kepada sang Setan.

Sang Setan sambil tertawa menjawab; "Sudah sifatku menjadi seorang pembohong dan melanggar janji. Dan tetaplah kodratku menjadi penghuni neraka dikemudian hari."

      Dari kisah diatas, ada beberapa pelajaran yang dapat saya ambil hikmahnya. Pelajaran yang pertama adalah, segala sesuatu tindakan adalah tergantung dari niat. Niat yang baik insya Allah akan mendapatkan hasil yang baik dengan pertolongan dan seijin Allah.

     Pelajaran yang kedua dan yang ini yang membuat saya berfikir sangat mendalam maknanya yaitu tentang taktik dari sang Setan yang mampu mengalahkan pak Haji dengan cara membuat lawan (pak Haji) merusak dirinya sendiri sehingga menjadi mudah dikalahkan. 
   
     Dalam kisah ini, sudah menjadi tujuan setan dalam mengganggu manusia, dan ketika dikalahkan oleh pak Haji pada pertarungan pertama, sang Setan sudah menebar taktik dengan memberikan uang kepada pak Haji yang bertujuan melemahkan pak Haji. Sang Setan juga berusaha membuat pak Haji menjadi sombong dengan mengatakan bahwa ia telah dikalahkan akibat kesaktian pak Haji.
Dan sedikit demi sedikit, tanpa disadari,  pak Haji menjadi lemah akibat kesombongan dan berubah niatnya (bukan karena tulus untuk membantu sesama, tetapi ada niatan lain yaitu untuk membalaskan kekesalan karena sang Setan sudah tidak lagi memberinya uang), dan sang Setan mampu mengalahkan pak Haji pada pertarungan yang kedua meskipun sang Setan sendiri tidak bertambah kuat. 
Disinilah letak kehebatan taktik sang Setan yang mampu mengalahkan musuh, tidak dengan cara membuat dirinya (sang Setan) menjadi lebih kuat, tetapi dengan cara melemahkan musuhnya sehingga dapat dengan mudah dikalahkan.

 Setelah saya beranjak dewasa, saya banyak melihat dan membaca bahwa taktik ini dipergunakan oleh manusia dalam peperangan, tindak kejahatan (terutama praktek korupsi), maupun dalam mengalahkan lawan politiknya. 

Namun tetaplah pelajaran yang utama adalah niat. Segala tindakan atau amal perbuatan tergantung pada niatnya. Niat yang baik insya Allah akan mendapatkan hasil yang baik dengan pertolongan dan seijin Allah. 
Apabila Allah SWT hendak menolong kaum muslimin, maka tidak ada satupun yang dapat menghalanginya, demikian pula apabila Allah hendak menghina atau hendak menimpakan malapetaka kepada mereka maka tidak ada sesuatupun yang dapat menghalang-halanginya.

Amirul Mukminin (pemimpin orang-orang beriman) Abu Hafsh Umar bin al-Khattab menuturkan bahwa ia mendengar Rasulullah saw bersabda "Sesungguhnya amal perbuatan itu hanya tergantung dari niat. Dan sesungguhnya, setiap orang hanya akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang diniatkannya. Barangsiapa ber-hijrah untuk memperoleh ridha Allah dan Rasul-Nya, maka hijrah-nya akan memperoleh ridha Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrah-nya untuk mendapatkan dunia, atau untuk mencari wanita yang akan ia nikahi, maka balasan hijrah-nya sesuai dengan apa yang diniatkannya." (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.(QS. 3:160)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 160
إِنْ يَنْصُرْكُمُ اللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمْ وَإِنْ يَخْذُلْكُمْ فَمَنْ ذَا الَّذِي يَنْصُرُكُمْ مِنْ بَعْدِهِ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ (160)
Apabila Allah SWT hendak menolong kaum muslimin, maka tidak ada satupun yang dapat menghalanginya sebagaimana Allah menolong kaum muslimin pada perang Badar disebabkan mereka berserah diri kepada Allah. Demikian pula apabila Allah hendak menghina atau hendak menimpakan malapetaka kepada mereka maka tidak ada sesuatupun yang dapat menghalang-halanginya, sebagaimana yang terjadi pada perang Uhud akibat kurang patuh tidak berdisiplin kepada komando Rasul. Oleh karena itu, hendaklah setiap mukmin bertawakkal sepenuhnya kepada Allah, karena tidak ada yang dapat membela kaum muslimin selain Allah.  

     Dan ketahuilah bahwa Allah mengetahui segala apa yang terlihat dan juga yang tersembunyi. dan segala perbuatan akan mendapat balasannya.

Sesungguhnya Allah mengetahui yang tersembunyi di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.(QS. 35:38)

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya.(QS. 99:7)
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.(QS. 99:8)