Kamis, 25 Oktober 2012

Pelajaran Berharga Dari Seorang Anak

     Pelajaran berharga tidak hanya didapat dari seorang guru di kelas, namun juga bisa didapat dari orang tua, keluarga, masyarakat, dan bahkan dari seorang anak yang masih kecil.  Dan kali ini ada pelajaran berharga yang saya dapatkan dari anak lelaki saya yang masih duduk dibangku sekolah dasar.

     Beberapa hari yang lalu saya mengantarkan anak lelaki saya yang masih kelas 6 Sekolah Dasar. Pada hari itu kami datang sedikit terlambat karena ada kemacetan di pertigaan jalan dekat sekolah.  Ketika sampai gerbang sekolah, gerbang masih terbuka namun murid-murid lain sudah masuk ke kelasnya masing-masing. Ada beberapa murid juga datang terlambat yang diantar  oleh orang tuanya. Beberapa diantaranya adalah teman sekelas anak saya.

     Ketika anak saya turun dari kendaraan dan mencium tangan saya, tampak guru anak saya sedang berjalan dari Ruang Guru menuju kelas anak saya. Saya pun menyuruhnya bergegas, "Ayo cepat Nak, tuh gurunya sudah jalan ke kelas." Sayapun menyuruhnya berlari agar ia tidak dimarahi oleh gurunya, karena menurut cerita anak saya beberapa hari yang lalu ada beberapa anak yang dimarahi oleh gurunya karena datang terlambat.
Beberapa siswa yang lainpun disuruh segera bergegas oleh orang tuanya agar tidak terlambat sampai di kelas.

     Anak saya dan beberapa siswa lainnya, termasuk teman sekelasnya tampak berlari tergopoh-gopoh sambil menahan tas ranselnya. Namun sementara yang lainnya berlari menuju kelasnya masing masing, anak saya seorang diri malah berlari menuju ke arah gurunya.
Saya yang tadinya akan segera pergi mengurungkan niat sejenak, dan memperhatikan dari kejauhan apa yang terjadi. Dan ternyata disinilah saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari anak saya yang masih duduk di kelas 6 Sekolah Dasar.

     Pada saat teman-teman yang lainnya bergegas menuju kelas, bahkan ada beberapa siswa yang berlari cepat sambil menunduk dengan harapan gurunya tidak melihatnya datang terlambat, anak saya justru malah berlari mendatangi gurunya. Dan ketika sampai di depan sang guru, anak saya langsung mencium tangan gurunya. Kemudian yang terjadi ternyata dia tidak dimarahi oleh gurunya karena datang terlambat, sang guru malah mengusap kepala anak saya dengan lembut dan menyuruhnya menuju ke kelas, setelah itu anak saya pun berlari menuju kelasnya. Saya pun terpana dan kagum dengan anak saya. Saya tersenyum dari kejauhan sambil memperhatikan anak saya yang sedang berlari menuju kelasnya, hingga hilang dibalik pintu.

     Dari hal kecil ini saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga tentang kejujuran dari anak saya (mengakui datang terlambat  dengan menghampiri gurunya) dan bersikap baik (dengan mencium tangan sang guru sebagai penghormatan terhadap guru).
Bahwa ternyata kejujuran yang disertai sikap yang baik akan mendapatkan hasil yang memuaskan.  Selama ini banyak diantara kita takut untuk bersikap jujur karena takut orang lain menjadi marah ataupun menjadi kurang menghargai kita. Namun ingatlah, bahwa sesungguhnya orang akan lebih marah dan akan lebih tidak menghargai kita jika mereka tahu kalau kita tidak berbuat jujur.
Banyak juga yang sudah berbuat jujur tapi mendapatkan hasil yang kurang memuaskan, misalkan tetap dimarahi dan kurang dihargai,  mungkin itu karena sikap kita yang kurang baik dalam menyampaikan sebuah kejujuran.

     Terima kasih Nak.. Papah sangat bangga padamu, belajarlah yang rajin agar menjadi cerdas sehingga dapat mengajarkan kejujuran kepada yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar